Fenomena Ranah Berlumur Rumor

Foto Harian Singgalang
×

Fenomena Ranah Berlumur Rumor

Bagikan opini

Bayangkan jika setiap pulang ke kampung atau nagari asal anda menemukan rumah-rumah yang masih dihuni segelintir anggota keluarga halamannya digenangi lumpur sedikit bercampur limbah.Pastilah dengan susah payah kita menyembunyikan rasa tidak nyaman melihatnya, apalagi ketika harus keluar masuk beberapa rumah di kampung kita tersebut.

Bersamaan dengan itu, pasti terbersit harapan jika pulang kampung lagi, halaman rumah-rumah berlumur lumpur dan sedikit bercampur limbah ini tidak ada lagi.Alhamdulillah, lingkungan fisik permukaan tanah di halaman rumah seperti yang saya gambarkan di atas tidak pernah saya temukan di Ranah Minang. Ranah Minang dianugerahi Tuhan dengan kontur tanah seperti surga dunia.

Tanahnya padat, sebagian bercampur pasir, kemiringan rata-rata permukakaan tanahnya bagus untuk mengalirkan air yang turun dari langit maupun yang mengalir dari bukit-bukit.Disamping itu, kepedulian tiap rumah tangga untuk menjaga standar minimal kebersihan lingkungan di dalam pekarangan rumah cukup baik, kecuali kepedulian akan pembuangan sampah ke sungai dan ke pinggir jalan.

Untuk yang terakhir ini, Ranah Minang masih butuh munculnya kesadaran kolektif sebagian besar warganya.Namun, saya ingin menggunakan ilustrasi kampung dengan pekarangan sebagian rumah-rumah berlumur lumpur tadi untuk Ranah Minang saat ini sebagai sebuah lingkungan sosial.

Lingkungan sosial artinya sebuah wilayah interaksi dimana konten percakapan dan tingkah laku masyarakatnya menunjukkan pola konstruksi tertentu.Untuk beberapa hal, Ranah Minang tentu masih bisa kita banggakan sebagai lingkungan sosial yang kaya dengan warisan budaya dan tradisi yang menjaga perilaku-perilaku baik warga.

Namun, untuk hal-hal lain, degradasi budaya leluhur dalam menjaga kenyamanan hidup bersama dan hubungan dengan kelompok lain juga tengah terasa.Begitu juga dalam hal pendidikan, lingkungan sosial Ranah Minang mulai tidak masuk hitungan dalam prestasi minat baca warga dan anak-anak.

Jika dua dekade lalu tingkat minat baca warga Ranah Minang (baca: Sumbar) bersaing di tingkat atas dengan DIY Yojakarta, kini posisi Sumbar masuk 10 besar pun tidak.Dalam hal penyakit sosial, media-media lokal sendiri sering menginfokan perilaku pelanggaran norma kesusilaan maupun tindakan kekerasan sewenang-wenang yang terjadi di masyarakat.

Lebaran ini, seminggu sesudah Lebaran, aparat penertiban menemukan lima pasangan tidak sah “ngamar” di sebuah homestay di Kota Padang. Pemandangan yang mengejutkan, usai dipergok, kelima perempuan yang “ngamar” dengan pasangannya itu berkerudung! Dua minggu sebelumnya, muncul berita yang viral di medsos, dua perempuan pekerja tempat hiburan di Pesisir Selatan digiring ramai-ramai, dilucuti pakaiannya dan dilempar ke laut.Penyakit sosial jelas bukan hanya perbuatan asusila, LGBT, narkoba dan judi, tetapi juga premanisme, pemalakan, tindakan penghakiman massa, perbuatan aji mumpung terhadap orang yang sedang terdesak membutuhkan sesuatu, budaya meneriaki orang dengan cemoohan, dan sebagainya. Intinya, semua ucapan dan tindakan yang membuat kenyamanan orang lain terganggu adalah bagian dari penyakit sosial.

Satu lagi penyakit sosial yang relatif ringan tetapi sumber dari penyakit sosial yang lebih buruk adalah budaya rumor atau mengumbar cerita hal-hal yang tidak jelas kebenarannya.Ketika perbuatan rumor digerakkan secara seirama oleh pembuat rumor, penyampai rumor dan pendengar rumor yang kemudian juga bertindak sebagai penerus rumor, maka perilaku ini telah menjadi penyakit sosial.

Tinggal kualitas penyakit sosial ini tergantung pada konten yang dirumorkan. Dan ketika rumor itu menyudutkan atau menista seseorang, maka rumor tadi otomatis naik kelas menjadi konten fitnah.Misalnya, jika awalnya rumor hanya berisi soal gaya hidup seseorang lalu bertambah isinya dengan pernyataan bahwa seseorang yang dirumorkan itu melakukan korupsi, main perempuan, dan sebagainya, jadilah ia fitnah yang bergulir dalam budaya rumor.

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Terkini