Ramadhan Usahlah Pergi

Foto Harian Singgalang
×

Ramadhan Usahlah Pergi

Bagikan opini

Perjalanan dari bulan Ramadhan tahun lalu menuju ramadhan tahun ini bukan perjalanan yang singkat.Banyak hal yang harus dilalui bahkan keadaan emosi ‘pun diguncang dengan hebatnya. Ramadhan selalu menjadi bulan yang dinanti-nanti kaum Muslimin. Dalam bulan suci ini, umat Islam menjalankan ibadah puasa wajib serta berbagai amalan sunah. Selama sebulan penuh, seluruh Mukminin ditempa untuk menjadi pribadi yang bertakwa.

Puasa Ramadhan adalah ibadah yang sangat istimewa. Berbeda dengan ibadah-ibadah lainnya, puasa mendapatkan ganjaran langsung dari Allah SWT.“Setiap amalan manusia adalah untuknya sendiri kecuali puasa. Amalan puasa adalah untuk-Ku (Allah), dan Aku sendiri yang akan membalasnya,” demikian sabda Rasulullah SAW dalam sebuah hadis qudsi.

Ramadhan adalah bulan suci yang kehadirannya selalu ditunggu-tunggu oleh setiap umat Islam di dunia, tak terkecuali di Indonesia.Banyak cara yang dilakukan orang-orang muslim di Indonesia dalam menyambut bulan suci ini, seperti di kalangan Sunda ada istilah munggahan atau di Jawa ada yang disebut ruwahan.

Berbeda cara tapi satu tujuan, yaitu menyambut Ramadhan dengan penuh harap dan suka cita. Hal ini dilakukan karena Ramadhan merupakan bulan yang diberkahi, di mana umat Islam dijanjikan dengan kemuliaan, ampunan (maghfirah) dan janji kebahagiaan di akhirat.Bulan Ramadhan selalu dijadikan ajang perlombaan bagi setiap muslim untuk mengisinya dengan berbagai amalan dan ibadah, sehingga keberkahan, kemuliaan dan ampunan yang dijanjikan Tuhan selama sebulan penuh tidak terlewatkan dengan sia-sia.

Beberapa amalan dan ibadah yang menghiasi di bulan Ramadhan adalah shalat, tadarrus/tilawahal-Quran, zakat dan tentu saja puasa.Setiap umat muslim sadar bahwa Ramadhan merupakan sebuah momentum tepat untuk membersihkan diri, jiwa dan hati dari segala kotoran, penyakit dan cacat ruhani.

Jika mengambil istilah dalam ilmu tasawuf, Ramadhan adalah momentum tepat untuk pemurnian diri (tazkiyyah al- nafs), pembersihan hati (tazkiyyah al-qalb), dan mengisi dengan semangat penyerahan diri kepada Tuhan (tajliyyah al-ruh), Atau dalam istilah lain ada juga yang menyebut dengan takhalliartinya mengosongkan diri dan hati dari akhlak tercela (akhlak mazmumah), tahalli artinya mengisi diri dan hati dengan Allah, baik dzikir maupun berakhlak baik (akhlak mahmudah), dan tajalli artinya meleburkan diri dengan Allah SWT.Ramadhan Kariim, Marhaban Ya Ramadhan Bulan Ramadhan telah benar-benar datang menjelang. Kaum muslimin kembali bergembira dengan datangnya bulan yang mulia ini.

Setelah sebelas bulan kita mengarungi kehidupan yang penuh warna-warni, maka inilah momentum yang tepat bagi kita semua untuk membersihkan diri dari segala dosa yang melekat tanpa kita sadari. Sungguh kita.Semua bergembira sepenuh hati dengan datangnya Ramadhan yang penuh berkah. Rasa gembira ini adalah cerminan ketakwaaan yang ada dalam hati kita, karena sejatinya bulan Ramadhan adalah salah satu dari syiar dalam agama kita, yang harus senantiasa kita hormati dan agungkan.

Karenanya, kita harus mempersiapkan diri dalam menyambutnya. Namun sungguh mengherankan jika ada sebagian kaum muslimin yang justru merasa berat dengan hadirnya Ramadhan, merasa bahwa Ramadhan mengekang segala kebebasan dan kemerdekaannya.Atau ada pula yang merasa biasa-biasa saja, merasa bahwa Ramadhan hanyalah rutinitas belaka, yang datang silih berganti sebagaimana bulan-bulan lainnya. Sikap seperti ini, tentu saja bukan cerminan ketakwaan yang ada dalam hati. Melainkan timbul dari hati yang sakit atau jiwa yang lekat dengan maksiat. Tentu saja kita berlindung dari sikap yang demikian Naudzu billah tsuma naudzubillah.

Kegembiraan kita tentu saja bukan sebagaimana kegembiraan anak-anak kecil dengan hadirnya Ramadhan. Karena mereka juga bergembira dengan datangnya bulan mulia ini, karena mempunyai waktu banyak untuk bermain bersama teman, bahkan mungkin sajagembira karena adanya petasan, dan janji pakaian baru di hari lebaran.Kegembiraan yang semacam ini tentu saja melekat pada diri anak-anak semata, tapi bukan kegembiraan yang kita maksudkan dalam menyambut Ramadhan yang mulia. Begitu pula kegembiraan kita bukanlah kegembiraan anak-anak yang beranjak remaja.

Dimana mereka bergembira dengan hadirnya Ramadhan, karena mempunyai banyak kesempatan untuk jalan-jalan menghabiskan waktu bersama teman atau bahkan pasangannya.Banyak kita saksikan kesucian Ramadhan ternoda, dengan muda-mudi yang justru menggunakan waktu-waktu ibadah untuk saling PDKT satu sama lainnya.

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Terkini