Membersamai Taqwa

Foto Harian Singgalang
×

Membersamai Taqwa

Bagikan opini

Ramadhan 1444H/2023 datang lagi mengunjungi umat yang beriman, sebagai instrumen yang disediakan Allah swt, untuk meneguhkan taqwa la’allakum tattaqun, (QS. Al-Baqarah/2:183). Dalam menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan beragam ekspresi umat dan masyarakat Islam di berbagai belahan dunia.  Beragam jenis budaya lokal umat Islam dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan setiap tahunnya adalah wujud dari kristalisasi dan akulturasi Islam dengan budaya lokal, yang akhirnya menjadikan Islam dengan adat dan budaya menjadi satu kesatuan yang saling menguatkan.Menyambut taqwa yang  dipersembahkan umat Islam dengan melakukan puasa selama Ramadhan (shama ramadhan) dan melakukan rangkaian ibadah penyerta seperti shalat tarawih, tilawatil quran, wirid pengajian, amal shadaqah dan kebaikan lainnya (qama ramadhana) adalah bentuk nyata dari kegembiraan menyongsong datangnya bulan puasa dan sekaligus wujud dari membersamai taqwa di bulan Ramadhan. Ada beberapa langkah dan program untuk membersamai taqwa yang harus dipersiapkan menyambut aktualisasi dan implementasi taqwa umat Islam.

KHAUF BIL JALILKhauf adalah salah satu konsep penting dalam ilmu tasawuf yang sering diartikan sebagai ketakutan atau rasa takut. Khauf meliputi rasa ketakutan akan dosa dan siksa Allah serta ketakutan akan kegagalan dalam mencapai kesempurnaan spiritual. Secara bahasa, kata 'khauf' berasal dari bahasa Arab yang artinya ketakutan. Khauf dapat diartikan sebagai perasaan gelisah atau cemas terhadap suatu hal yang belum diketahui dengan pasti.

Khauf adalah sikap mental merasa takut kepada Allah SWT karena kurang sempurna pengabdiannya dan rasa takut atau khawatir apabila Allah SWT tidak senang padanya. Rasa khauf dapat timbul karena pengenalan dan cinta kepada Allah yang mendalam sehingga ia merasa khawatir apabila Allah SWT melupakannya atau takut dengan siksa-Nya. Imam Al-Ghazali berkata, "Ketahuilah bahwa hakikat dari khauf adalah kepedihan dan terbakarnya hati karena memperkirakan akan tertimpa sesuatu yang tidak menyenangkan di masa yang akan datang."Khauf terbagi menjadi dua macam. Pertama, khauf karena khawatir kehilangan nikmat sehingga membuat seseorang menjadi memelihara dan memanfaatkan nikmat tersebut pada tempatnya. Kedua, khauf kepada siksa sebab perbuatan maksiat yang telah dilakukan. Khauf inilah yang mendorong seseorang untuk melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya.

Khauf atau sikap mental takut pada Allah adalah perisai dari ancaman maksiat dan mungkarat. Hamba akan dengan mudah mencegah dirinya mengambil barang haram, melakukan perbuatan maksiat, dan melanggar aturan Allah, bila ia merasa takut kepada Allah yang selalu mengiringi, mengawasinya dengan Malaikat Raqib Atib, dan membalas setiap tindakan buruk yang dilakukannya (QS.Qaf/50:16).AMAL BIL TANZIL

Taqwa bukan pemberian gratis untuk semua umat, kecuali ia diberikan kepada hamba yang memenuhi syarat yaitu ketaatan yang sepenuhnya sesuai syariat. Saatnya bulan Ramadhan meneguhkan jalan (wasilah) kepada Allah swt, melalui cara yang ditunjukkan-Nya, yaitu ibadah. Penyembahan dan penghambaan diri (iyyakana’budu) adalah komitmen utama yang diselalu diperbaharuai oleh umat yang melakukan shalat melalui bacaan surat al-fatihah. Mencari jalan untuk mendekatkan diri dan meneguhkan habungan dengan Allah adalah tugas utama yang dibawa sejak awal manusia diciptakan, (QS. al-Dzariyat, 56).Wasilah atau ibadah puasa, shalat, dan seluruh aktivitas dari qama ramadhan, melaksanakan semua kegiatan ibadah wajib, sunat dan ibadah muamalah selama Ramadhan adalah bentuk nyata dari menyambut datangnya taqwa. Taqwa, wasilah dan mujahadah adalah tiga paket sifat yang diharapkan menyatu dalam menyambut datangnya taqwa. Taqwa sebagai identitas, wasilah (ibadah) sebagai loyalitas dan mujahadah sebagai proses adalah satu kesatuan yang terintegrasi dan saling menguatkan.

Kepribadian muttaqin yang ditunjukkan dengan ibadah yang tulus disertai dengan semangat mujahadah yang tangguh adalah indikator kedua dari pencapaian atau membersamai taqwa. Mujahadah dalam makna melalukan proses pencerahan jiwa dan perubahan prilaku begitu kuat tuntutannya dalam puasa. Puasa pada dasarnya adalah gerakan lahir batin untuk menghadirkan jiwa yang tenang, dan kuat dalam menghadapi godaan (muthmainnah, QS. Al fajri/89:27) dalam mengisi hari-hari Ramadhan. Nafsu muthmainah  hanya dapat dilakukan bila kendali terhadap nafsu yang sering menganjurkan keburukan (amaratusbiisu’ QS. Yusuf/12:54) melalui imsak dapat berjalan efektif dan sempurna.AL RIDHA BIL QALIL

Al ridha bil qalil maksudnya mensyukuri apa yang didapatkan dalam semua usaha dan kerja keras. Perasaan dan sikap mental yang dapat mensyukuri itu dapat kuat bila ibadah Ramadhan ini dilakukan sepenuhnya. Kesulitan, kelaparan, dan kepayahan yang dirasakan selama puasa, mesti dapat mengugahkan kesadaran diri betapa mahal dan berharganya nikmat yang sudah didapatkan selama ini. Begitu juga dapat mendorong syukur berbuah menjadi mudah dalam menolong saudara yang sedang dalam kesulitan, lebih lagi mereka yang sulit memenuhi kebutuhan dasar hidup keluarganya.Gerakan  munajah melalui kesadaran dekat dengan Allah, dan Allah menyahuti setiap doa hamba, yang disatupaketkan dalam ayat tentang puasa, "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran."(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 186) ini tentu memiliki tujuan bahwa ibadah mesti dapat membentuk diri dekat dengan Khaliq dan memenuhi perintahnya.

Taqwa sebagai penghargaan termulia yang akan didapatkan melalui Ramadhan jelaskan akan menjadi modal dalam memastikan hidup berada digaris lurus, dan dapat membuat diri terhindar dari prilaku buruk. Bahkan taqwa dapat menutupi kesalahan masa lalu, atas karunia dari khaliq. "Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan furqan (kemampuan membedakan antara yang hak dan batil) kepadamu dan menghapus segala kesalahan mu dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Allah memiliki karunia yang besar."(QS. Al-Anfal 8: Ayat 29)AL ISTI’DAD BI RAHIL

Al isti’dad bil rahil artinya menyiapkan diri menghadapi perpindahan hidup, kematian. Membersamai taqwa melalui puasa yang menyediakan paket untuk investasi kubur, dan alam akhirat. Dunia ini hanya bersifat fana dan sementara, sedangkan tujuan hidup sebenarnya adalah akhirat kelak. Dunia ini hanyalah sebuah tempat persinggahan, tempat mengumpulkan bekal menuju akhirat, dan tempat mempersiapkan kehidupan akhirat yang merupakan kehidupan sebenarnya. “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(QS. Al-Hasyr ayat 18)Rasulullah saw bersabda kepada salah seorang sahabat yaitu Abu Dzar Al-Ghifari:“Wahai Abu Dzar, artinya; Perbaharuilah perahumu, karena lautan itu sangat dalam; Carilah perbekalan yang lengkap, karena perjalanan itu sangat jauh; Kurangilah beban, karena rintangan itu amatlah sulit untuk diatasi; dan  Ikhlaslah dalam beramal, karena yang menilai baik dan buruk adalah Dzat Yang Maha Melihat”

Perbaharuilah perahumu, maksudnya perbaikilah niatmu dalam setiap beramal agar engkau memperoleh pahala dan selamat dari siksa Allah. Kurangilah beban, maksudnya janganlah banyak-banyak engkau mengambil keduniaan. Diserupakannya akhirat dengan lautan yang dalam, perjalanan yang jauh, dan rintangan yang amat sulit untuk diatasi, karena banyaknya kesulitan dan rintangan yang mesti dilewati untuk bisa sampai kepada kebahagiaan akhirat.Dari rangkain penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa paket ibadah Ramadhan hadir untuk menguatkan bekal akhirat hamba, yaitu taqwa. Kedatangan bulan taqwa mari disambut dengan segala kesiapan lahir batin, sikap prilaku dan kesediaan diri berubah menuju kualitas taqwa yang sesungguhnya. Itulah yang dituju dengan membersamai taqwa sepanjang hayat. Mujahadah taqwa yang tak pernah berhenti, wala tamuttuna illa wa antum muslimun. Amin.

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Terkini