Semua Orang Merasa Sangat Berharga di Depannya

Foto Harian Singgalang
×

Semua Orang Merasa Sangat Berharga di Depannya

Bagikan opini

Sepanjang malam ini, Minggu, hari keempat Ramadhan 1444 H, 26 Maret 2023, saya berselancar di beberapa grup WA, yang dibanjiri ucapan belasungkawa, untaian rasa duka yang dalam, dari begitu banyak orang, rangkaian doa untuk perjalanan akhir seorang tokoh, Prof. Dr. Ir. Helmi, M.Sc., Ketua Dewan Professor Universitas Andalas. Beliau lahir hari Sabtu 15 Agustus 1959 sebagai salah satu putra “Blok M”, wilayah Mudiak. Tepatnya di Korong Ampang Gadang, Nagari VII Koto Talago, Danguang-Danguang, Kecamatan Guguak, Kabupaten Limopuluah Koto. Nagari itu produsen sederetan cendekiawan intelektual sejak berabad silam, semisal Syekh Abbas Abdullah Padang Jopang yang mengajari Bung Karno memakai peci nasional.Sepanjang malam ini saya kembali menelusuri episode-episode ketika seorang Helmi mampir dalam ingatan. Tiga setengah tahun menjadi siswa SMA 1 Bukittinggi, Angkatan 1979. Angkatan yang masa sekolahnya ditambah enam bulan, akibat perubahan awal tahun ajaran secara nasional. Orangnya kalem dengan senyum tipis, hangat, tapi berwibawa. Wajah yang mungkin termasuk lapis pertama paling ganteng di SMA 1 masa itu, terutama dengan kumisnya.

Masa itu banyak lulusan SMA 1 Bukittinggi berebutan merantau, terutama ke pulau Jawa. Helmi tenang-tenang saja melanjutkan kuliahnya di Universitas Andalas, Fakultas Pertanian. Tahun 1984 dia sudah meraih gelar kesarjanaan, insinyur. Tahun itu, dia langsung mengabdi di almamaternya, dan diangkat menjadi PNS calon dosen pada tahun berikutnya. Sementara banyak kawan-kawan yang merantau ke Jawa masih pontang-panting menyelesaikan kuliah. Kemudian Helmi menuntaskan Magister of Science di Ateneo De Manila University, pada tahun 1989.Helmi adalah orang yang jalannya “lurus-lurus saja”, seperti dia ucapkan dalam sebuah pertemuan kami, awal tahun 1990. Masa itu, saya masih pontang-panting melamar kerja, sementara dia sedang mempersiapkan perjalanan ke Inggris untuk kuliah doktor di London. “Luruih-luruih see lah. Jan banyak bana babelok!” katanya, ketika mengetahui saya sudah pindah lagi ke perguruan tinggi lain. Tahun 1996 Helmi meraih gelar doktornya di Agriculture Economics/ Agrarian Development, Wye College, University Of London.

Berjalan lurus dan konsisten membawa Helmi menjadi seorang yang meraih gurubesar dalam usia yang masih muda. Tahun 2000, dalam usia 41 tahun, posisi prima dunia akademik diraihnya. Lengkap sudah namanya menjadi Prof. Dr. Ir. Helmi, M.Sc.Tahun 2002, di usia 42 tahun saya menjadi mahasiswa baru di strata-2, Pascasarjana Unand, dimana Prof Helmi menjadi salah satu dosen. Beliau kaget bertemu saya. “Manga Angku kamari?” “Kuliah, Prof...” jawab saya dengan kikuk.

Tapi hanya sampai disana kekikukan saya. Hari-hari selanjutnya, saya jadi mahasiswanya yang paling bahagia. Saya berhadapan dengan seorang teman yang tetap dengan senyum tipisnya. Senyum hangat tapi berwibawa. Dosen dengan keluasan dan kedalaman ilmu, namun tetap memperlakukan setiap orang dengan amat terapresiasi. Setiap orang akan merasa sangat berharga ketika berhadapan dengan dia. Sekecil dan sesederhana apapun ucapan dan ungkapan mahasiswanya, Prof Helmi dapat mengambil bagian yang kemudian diangkatnya menjadi sesuatu yang luar biasa.Semula saya “ge-er”, merasa kalau itu beliau lakukan karena kelas saya di strata-2 pascasarjana, atau karena berhadapan dengan mantan teman sekelasnya di SMA. Ternyata tidak demikian. Berbagai pertemuan kemudian menyadarkan saya, bahwa itulah karakter dan performan Helmi dimanapun, dengan siapapun. Siapapun yang berhadapan dengan beliau, siapapun yang berbicara dengan Prof Helmi akan merasa amat berharga.

Profesor Helmi adalah salah satu dosen favorit kami, dan kami merasa menjadi orang penting setiap berhadapan dengannya.Ketika saya mohon dukungan pendirian prodi Pembangunan Masyarakat Islam strata-2 di IAIN Imam Bonjol, beliau sangat antusias. Beliau memberi dukungan dengan berbagai referensi dan langkah penguatan. Dengan dukungan dan bimbingan beliau, semua kami, tim dari prodi strata-1 yang juga baru berdiri, berhasil melahirkan prodi strata-2. Beliau meyakinkan kami, bahwa studi pembangunan sejatinya adalah tanggung jawab perguruan tinggi agama.

Tiga episode kenangan perjalanan dan pertemuan saya dengan sahabat, guru, dan mentor yang hangat, dengan keluasan serta kedalaman ilmunya, Prof. Dr. Ir. Helmi, M.Sc., telah membawa saya pada pergantian hari. Hari ini Senin, 27 Maret 2023, di hari kelima bulan suci Ramadhan, kami akan melepas beliau melanjutkan perjalanannya.Selamat jalan guru kami, sahabat kami. Kami merasa menjadi orang yang sangat berharga karena telah sempat mengenal Anda. Doa kami selalu, Insya-Allah tempat terbaik untuk Anda, dan semoga ketabahan dan kesabaran untuk Ibu Dr. Rini dan keluarga yang ditinggalkan.

Sheiful Yazan/ PWD-2002 PPS-Unand

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Terkini