Alam Minangkabau, Teknologi dan Kemajuan Zaman

Foto Harian Singgalang
×

Alam Minangkabau, Teknologi dan Kemajuan Zaman

Bagikan opini

Kurang lebih satu pekan yang lalu Dirwan Ahmad Darwis mengungkapkan opini dalam tulisan yang berjudul “Minangkabau Nan Gadang Ota dan Kanai Ota” yang mana kurang lebih inti dari tulisan tersebut membicarakan tetang adat dan budaya Minangkabau, bahwa betapa mirisnya kondisi adat dan budaya Minangkabau saat ini sudah jauh bergeser atau mengalami perubahan faktor kemajuan zaman dan kecanggihan teknologi.Disini saya ingin memberikan sedikit pandangan terhadap ungkapan Dirwan dalam tulisannya tersebut.

Pernyataan bahwa adat dan budaya tergeser akibat kemajuan zaman dan kecanggihan teknologi dapat menimbulkan stereotip dan prasangka terhadap masyarakat yang mengadopsi teknologi baru. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya polarisasi dan konflik sosial antara kelompok yang melestarikan adat dan budaya dengan kelompok yang mengadopsi teknologi baru.Kita harus memperhatikan bahwa adat istiadat dan budaya adalah hal yang hidup dan berkembang seiring waktu. Meskipun adat dan budaya dapat berubah.

Namun, hal ini tidak berarti bahwa adat dan budaya langsung hilang atau tergantikan oleh hal lain. Sebaliknya, adat dan budaya dapat mengalami transformasi dan adaptasi sesuai dengan tuntutan zaman.Adat dan budaya bukan sesuatu yang statis, melainkan sesuatu yang dinamis dan terus berkembang. Ini menunjukkan bahwa adat dan budaya selalu berubah dan berkembang seiring dengan perubahan lingkungan dan kebutuhan manusia.

Oleh karena itu, mengatakan bahwa adat dan budaya tergeser akibat kemajuan zaman dan kecanggihan teknologi adalah termasuk dalam kategori kekeliruan dalam berpikir.Adat dan budaya memiliki nilai-nilai moral dan etika yang penting bagi kehidupan manusia. Bahwa adat dan budaya memiliki peran penting dalam membentuk moral dan etika manusia.

Oleh karena itu, mengabaikan adat dan budaya hanya karena kemajuan zaman dan teknologi dapat berdampak negatif pada nilai-nilai moral dan etika manusia.Pandangan bahwa kemajuan zaman dan teknologi secara otomatis menggeser adat dan budaya juga dapat dianggap sebagai bentuk determinisme teknologi.

Dalam pandangan ini, kemajuan zaman dan kecanggihan teknologi dianggap sebagai entitas yang mengarahkan manusia, bukan sebaliknya.Namun, pandangan ini tidak mempertimbangkan bahwa manusia memiliki peran penting dalam pengembangan teknologi dan kebijakan.

Secara umum, adat dan budaya selalu mengalami perubahan dan evolusi seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi.Namun, pergeseran tersebut bukanlah hal yang selalu negatif, karena bisa jadi perubahan itu membawa dampak positif bagi masyarakat.

Hal yang terpenting adalah bagaimana cara menjaga nilai-nilai adat dan budaya yang dianggap penting, sambil tetap menerima dan mengakomodasi perubahan-perubahan yang terjadi.Salah satu cara untuk melakukan itu adalah dengan melestarikan dan mengajarkan nilai-nilai adat dan budaya pada generasi muda, sehingga mereka dapat memahami dan menghargai warisan leluhur mereka sambil tetap dapat beradaptasi dengan perubahan zaman.

Dalam hal Minangkabau, ada banyak program dan inisiatif yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat Minangkabau untuk melestarikan adat dan budaya mereka.Misalnya, Festival Budaya Minangkabau yang diadakan setiap tahun di Padang, Sumatera Barat, yang menampilkan berbagai tarian tradisional, musik, dan pameran kerajinan tangan.

Sementara opini Dirwan bisa saja benar dalam beberapa aspek, ungkapannya yang mengatakan budaya zaman dulu disekolah atau saat belajar mengaji para guru-guru memegang rotan (palacuik) ketika anak-anak bersalah maka di pukul.Sedangkan zaman sekarang apabila hal tersebut dilakukan oleh sang guru, maka orang tua anak mengamuk membawa pedang (ladiang), disisi lain memang benar adanya.

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Terkini