SAWAHLUNTO -Hari itu, Junaidi, 41, agak telat masuk lobang tambang di penambang batu bara PT Nusa Alam Lestari (PT NAL) yang berada di Sapan Dalam, Talawi, Sawahlunto. Selaku pekerja, biasanya, Pukul 8.30 WIB sudah berada di dalam lobang megambil batu bara namun, Jumat (9/12) diajak salah seorang teman yang baru datang pergi minum kopi."Saat itu saya sudah ganti baju dengan pakaian kerja, hendak masuk lubang. Tiba-tiba Syahrul yang bekerja di bagian tukang pompa air yang baru datang mengajak pergi minum kopi yang tak jauh dari lubang tempat bekerja," ujar Junaidi.
Belum sempat menyeruput kopi, terdengar bunyi letupan. Junaidi dan Syahrul berlari ke lubang tambang. Semula dia menduga mesin lori yang meledak. Saat tiba, abu keluar dari lubang tambang."Saya mencoba untuk masuk ke dalam lubang. Abu yang tebal mengurungkan niat untuk terus masuk," tuturnya.
Tak lama, tampak dua pekerja keluar dengan badan penuh dengan abu. Sekitar 10 menit, keluar lagi seorang pekerja sambil merangkak berkata angek (panas). Tak lama Turisman yang keluar lewat pintu angin.Korban selamat ini yang pertama dibawa ke rumah sakit dengan mobil perusahaan. Mereka selamat, posisi bekerja masih sekitar depan front. Beda dengan yang lain, bekerja di sejumlah cabang di dalam lubang tambang batu bara itu.Entah bagaimana perasaan yang dirasa Junaidi saat itu. Badan gemetar, hendak menolong teman ke dalam lubang. Abu di dalam lobang pun tebal. Oksigen pun tak punya saat itu. Itulah yang dirasakan Junaidi dan kawan lain yang di luar lubang tambang menjelang bantuan datang."Dahulu, kita makan bersama dan ngopi di pondok sekitar tambang. Kini, semua itu jadi kenangan. Di antara kami sudah pergi untuk selamanya," tutur Junaidi yang sering disapa Kicuk.(armadison)