Almarhum AA Guru Untuk Semua 

Foto Harian Singgalang
×

Almarhum AA Guru Untuk Semua 

Bagikan opini

Sebutan awal kata untuk orang yang sudah wafat dengan almarhum adalah wujud doa dan sekaligus pengakuan akan kebaikan yang sudah diwariskannya. Khusus untuk guru umat dan tokoh bangsa yang wafat dalam perjalanan jihad menyebarkankan ilmu, almarhum Azyumardi Azra sangat patut ditambah dengan doa allhuma yarham, allhumagfirlahu, wa'afi wa'fuanhhu wa adkhil jannnata maswahu (Ya Allah curahkan rahmat Mu padanya, ampuni dan maafkan segala dosa dan kesalahannya serta masukkan ia ke dalam sorga-Mu, amin yarabal alamin).Tulisan ini dibuat sebagai renungan dan doa dari seorang santri yang belajar dan menimba ilmu dan pengalaman dari almarhum dalam waktu yang cukup panjang. Kenangan berinteraksi setiap orang terhadap Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA, CBE sungguh luar biasa banyaknya, begitu kesan terbaca saat beliau dikabarkan sakit dalam penerbangan perjalanan jihad menebar ilmu ke Malaysia, Sabtu, 17 September 2022. Group WA berbagai kelompok mengirim berita tersebut dengan iringan doa untuk kesehatan beliau.

Ketika tengah hari, Ahad 18 September 2022 beredar pula ucapan duka dan doa atas wafatnya beliau, tak tertahankan kesedihan berbagai kelompok dan individu dengan iringan doa. Malam harinya pukul 19.00 zoom takziah virtual yang dilaksanakan Ikatan Alumni UIN Syarif Hidayatullah dengan kapasitas 1000 orang tak sanggup lagi menerima orang yang akan ikut. Doa, ucapan duka dan belangsungkawa atas wafatnya beliau disiarkan semua TV Nasional.Begitu juga saat sampai di tanah air rumah duka di Ciputat dan Kampus UIN Syarif Hidayutullah, saat pemakaman beliau di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta, ribuan orang hadir melayat, menyampaikan doa, menshalatkan dan mengikuti pemakaman beliau, belum lagi panjangnya bunga dukacita dari berbagai lapisan masyarakat adalah tanda-tanda nyata betapa beliau dicintai, dihargai, dimuliakan dan sangat besarnya kontribusi yang beliau bagi umat manusia, bangsa dan umat.

Testimoni dan kesan baik yang disampaikan orang terhadap beliau patut menjadi bahan itibar, inspirasi dan pemupuk semangat bagi generasi baru untuk menghadirkan Azyumardi Azra baru di Indonesia. Kapasitas sebagai ilmuwan, Cendikiawan, tokoh press, integritas, dan karya intelektualnya yang mendunia, karakternya yang kuat, integritas yang tak tertandingi, jalan lurus kehidupannya adalah sifat yang dilekatkan oleh tokoh-tokoh besar terhadap pak Azra, yang tentu wajib menjadi teladan anak-anak bangsa.Azyumardi Azra, putra asli Lubuk Alung Padang Pariaman Sumatera Barat kelahiran 1955 menjalani hidup yang luar biasa besar manfaatnya bagi umat manusia, khairunnas manyanfa'unnas (orang terbaik adalah mereka yang paling banyak manfaat untuk manusia lain) adalah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan sosok guru umat dan guru bangsa ini.

Azyumardi Azra digambarkan oleh Mahfud MD saat peluncuran buku KARSA UNTUK BANGSA ulang tahun ke 67 Prof Azra pada bulan Maret 2022 lalu beliau adalah fakta dan bukti bahwa Pendidikan Islam di Indonesia menjadi penggerak mobilitas sosial vertikal dan menunjukkan bahwa demokrasi telah memberikan kesempatan bagi orang berkualitas untuk naik ke level tertinggi. Mahfud MD juga menjadikan Prof. Azra sebagai bukti bahwa Pemerintah RI tidak pernah phobia, benci dan menyudutkan umat Islam. Reputasi beliau sebagai intelektual orisinil, berintegritas dan berani mengkritik tanpa ada pesanan tidak dapat dinafikan oleh banyak orang.Intelektual dan Intelegensia

Kapasitas pribadi Azra sebagai intelektual dapat dibaca dari karya ilmiahnya buku, artikel, jurnal dan makalah yang tersebar dalam berbagai belahan dunia, menjadikan beliau sosok yang menjadi rujukan dan guru berbagai lapisan masyarakat. Menjadi fakta dalam era melimpah informasi, karya ilmiah dan tulisan beliau di media cetak nasional tetap ditunggu dan menjadi rujukan bagi pengambil kebijakan dan referensi bagi ilmuwan di kampus dan di ruang ilmiah.Kenangan penulis sebagai team teaching dengan beliau dalam mata kuliah Sejarah Pemikiran Pendidikan Islam pada Program Doktor UIN Imam Bonjol semester genap 2022 beliau menjelaskan bahwa keintelektualan itu di ukur dari capaian pendidikan Strata Tiga (S3) yang ditunjukkan dengan karya ilmiah dan atau temuannya di labor bagi mereka yang bergerak dalam ilmu eksakta. Tidaklah aneh atau lazim saja intelektual tidak peduli dengan situasi sekitarnya, ia kutu buku bahkan ada yang maniak buku. Berbeda dengan intelegensia yang bahasa Indonesianya Cendikiawan, ia adalah orang intelektual kuat kemudian memiliki kepedulian tinggi terhadap situasi di sekitarnya. Kaum Cendikiawan adalah intelektual yang tak hanya di menara gading, menikmati kenyamanan sendiri, tanpa tahu dan bekerja keras memperbaiki nasib bangsanya.

Penjelasan beliau tentang kecendikiawan Azyumardi Azra disampaikan Din Syamsuddin dalam testimoninya, Ahad, 18 September 2022 menyebut Azyumardu Azra adalah intelektual dan sekaligus Cendikiawan yang tiada hentinya memberikan dharma baktinya bagi umat dan bangsa. Teman sejak awal kuliah saya ini adalah pribadi yang serius, dan setiap tugas yang diembannya selalu ditunaikan dengan maksimal. Transformasi IAIN ke UIN adalah karya monomental beliau yang menjadi kunci peradaban Islam Indonesia masa datang.Komaruddin Hidayat juga menegaskan keintelektualan dan kecendikiawan Azyumardi Azra adalah spirit dan mata air perubahan bagi murid-muridnya yang tersebar di Nusantara dan diberbagai belahan dunia, di dunia Barat dan Timur. Jika almarhum Haroen Nasution membuka jalan bagi IAIN dikenal di Indonesia, maka Azra adalah figur yang membuat IAIN menjadi entitas internasional dan menjadi kebanggaan umat Islam Indonesia.

Professor Amin Suma dalam taushiyah virtual mengingatkan betapa ilmu yantafi'ubih yang disebarkan beliau adalah lampu penerang di alam barzakh untuknya dan mengantarkan ia ke sorga janntun naim. Lebih dalam beliau mengingatkan bahwa anak pedagogis (yang pernah belajar dan mendapat pencerahan dari beliau) dari Azra jumlahnya yang luar biasa banyak adalah investasi amal yang tiada taranya jumlahnya.Guru Sejati Nan Peduli

Pendidikan menengah, alumni PGA Negeri Padang, yang dijalani beliau adalah peletak dasar dan menjadi karakter aslinya sebagai pendidik atau guru sejati. Kesejatian beliau sebagai pengabdi ilmu dan guru sepanjang hayat disebut oleh mantan Rektor UIN setelah beliau Professor Komaruddin Hidayat dan juga disampaikan oleh Professor Din Syamsuddin sahabat dekat beliau, Azyumardi Azra itu yang dilakukan mengajar, membimbing, menulis, memberi seminar dan mengerakkan pendidikan Islam. Ya siklus kehidupannya, yang ada dalam dirinya semua berkaitan pendidikan.Penulis merasakan dan menyaksikan bahwa care beliau pada dunia pendidikan tidaklah sebatas keilmuan, (kognisi), akan tetapi ia komperhensif dan utuh mengamalkan ketiga ranah pendidikan, kognisi, afeksi dan psikomotor. Sikap sebagai guru, lebih lagi guru besar, adalah sangat hati-hati dan menempatkan diri sebagai panutan. Dalam akademik sikap beliau ilmiah, jelas, tegas dan sangat memahami dengan tipe murid seperti apa ia berhadapan. Buahnya banyak mahasiswa yang bimbingannya, semula banyak tanda tanya, namun setelah bertemu, kesannya nyaman dan mendapat keuntungan ilmiah yang luar biasa.

Penulis pernah merasa malu memberi nilai di bawah nilai beliau, saat pertama kali menguji strata tiga (S3) Doktor, dan kemudian ia menyampaikan pada penulis untuk sampai ke tangga pendidikan doktor itu sulit dan orang yang sampai, begitu juga teman sejawat yang membimbing mereka mesti dihargai, lebih lagi program Doktor untuk Indonesia masih pengadaan. Jumlah orang yang sampai pendidikan strata tiga (Doktor) masih kecil sekali. Itulah sebabnya kita mesti mengayomi dan membimbing tanpa harus melanggar prinsip ilmiah, standar menimal saja cukup, nanti ia juga tumbuh dan berkembang setelah menjadi Doktor.Sebagai guru untuk semua orang, Azyumardi Azra sangat menghargai murid-muridnya. Ketika beliau hadir dalam pertemuan, seminar, kuliah tamu dan interaksi apapun ia menanyakan orang-orang yang pernah menjadi mahasiswanya, dan bagaimana keadaannya. Hebatnya, nama-nama mahasiswanya hampir tidak pernah beliau lupa, dan sapaannya dengan bahasa menyenangkan.

Kerendahatian beliau sebagai guru untuk semua umat dan bangsa dalam satu kesempatan pernah penulis tanyakan kepada beliau, pak semua bidang ilmu bapak bisa saja menjadi narasumber, bagaimana caranya itu?. Anda tidak salah, memang saya diundang dalam berbagai bidang di luar sejarah dan pendidikan. Beliau menjelaskan, rasanya tidak tega memngecewakan orang atau institusi, kita saja menolak, bagaimana pula orang lain, padahal belajar dan mengajar itu wajib hukumnya.Akhirnya, tidaklah cukup kalimat untuk mengambarkan Azyumardi Azra sebagai anak umat yang mengabdi sepanjang hayatnya dalam proses waktu, dinamika zaman, perubahan kekuasaan, namun beliau tetap teguh dan kokoh dalam jatinya sebagai pendidik sejati dan guru untuk semua. Semoga Allah memberikan yang terbaik untuk almarhum, dan kita semua dapat meneladani jejak kehidupannya. amin. ds. 24092022.

forum pemred
Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Terkini
pekanbaru