Model Pembinaan Siswa untuk Tingkatkan Kejujuran  Diri Pascapandemi Covid-19

Foto Harian Singgalang
×

Model Pembinaan Siswa untuk Tingkatkan Kejujuran  Diri Pascapandemi Covid-19

Bagikan opini

Oleh Malim SolehMahasiswa Pendidikan S3 Ilmu Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Padang

Proses pembinaan kejujuran diri siswa di sekolah dinilai tidak efektif, hal ini dilihat dari tingkat kejujuran siswa masih berada pada kategori rendah (Nila Hulaini, 2017:25) baik kepada guru maupun sesama teman di sekolah. Menurut Henry Januar (2016:14) implementasi kejujuran siswa saat ini belum sepenuhnya mencapai 100%, masih banyak siswa yang belum bisa berperilaku jujur, hal ini disebabkan faktor internal, eksternal dari siswa yang bersangkutan dan pembinaan sekolah yang belum optimal.Kejujuran diri dilandasi oleh nilai religius dan moral dalam diri siswa. Dalam dunia pendidikan, kejujuran perlu dikembangkan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkarakter. Guru memiliki peranan penting dalam membangun karakter, kepribadian, dan intelektual peserta didik (Emosda, 2011:23). Akhir-akhir ini siswa sudah tidak lagi mengusung nilai kejujuran diri tersebut, kondisi dan sikap tidak jujur ini nantinya tentu dapat merusak moral bangsa, sehingga terbentuklah pribadi yang tidak arif, tidak amanah dan merugikan bangsa, negara serta umat. Kejujuran merupakan kebutuhan sebuah bangsa saat ini, negara kita tidak kekurangan orang pintar tapi saat ini bangsa kita kekurangan orang jujur dan baik. Kondisi ini terjadi disebabkan karena tidak adanya keseimbangan antara nilai-nilai keagamaan pada diri siswa dengan perkembangan zaman teknologi yang semakin maju, ditambah lagi kebiasaan siswa yang selama Covid-19 daring dari rumah, membuat penerapan kejujuran siswa semakin menurun karena tidak ada pengawasan dari guru dan orang tua.

Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti telah mengembangkan sebuah model bimbingan kelompok berbasis islami (BKp-I) yang dapat diterapkan oleh guru BK di sekolah. Layanan BKp-I adalah proses pemberian bantuan yang diberikan oleh guru BK kepada siswa dengan memanfaatkan dinamika kelompok (ukhuwwah islamiyah) dengan cara memberdayakan iman, akal dan hati siswa dengan teknik (ta’aruf, tafahum, ta’awun, tafakul dan tasamuh) dengan membahas topik kejujuran yang dikembangkan oleh Imam Al-Ghazali (kejujuran dalam niat, kejujuran tekad, kejujuran dalam ucapan, kejujuran dalam menepati janji, kejujuran dalam perbuatan, dan kejujuran dalam agama) agar karakter siswa berkembang dengan benar dan kokoh sesuai dengan Qur’an dan hadits.Prosedur pengembangan model BKp-I ini menggunakan model desain instruksional dengan pendekatan ADDIE yang terdiri dari beberapa proses tahapan pengembangan, yaitu: 1) Analisis (analysis) yang meliputi analisis kejujuran diri siswa, analisis masalah, analisis kurikulum dan analisis literatur, 2) Desain (design) meliputi lima komponen model BKp-I yaitu sintaks, prinsip reaksi, sistem sosial, sistem pendukung dan dampak instruksional serta dampak pengiring, 3) Pengembangan (development) yaitu terdiri dari buku model BKp-I dan buku panduan BKp-I yang berlandaskan Al-Qur’an dan hadist, 4) Implementasi (implementation) yaitu uji coba implementasi model BKp-I beserta sistem pendukung di Madrasal Aliyah Kota Padang, 5) Evaluasi (evaluation) yaitu pengujian praktikalitas serta efektivitas model BKp-I untuk meningkatkan kejujuran diri siswa yang dilihat dari pengguna (guru dan siswa), penilaian layanan, hasil layanan dan tindak lanjut layanan. Setelah model BKp-I ini dikembangkan sesuai prosedur dan telah dinyatakan valid, praktis dan efektif untuk meningkatkan kejujuran diri siswa.

Layanan model BKp-I ini merupakan pendekatan yang efektif sebagai upaya pembentukan kepribadian dan moral, karena unsur-unsur dalam pembentukan moral tersebut dapat terpenuhi dalam nilai-nilai agama. Oleh karena itu, upaya peningkatan kejujuran diri siswa di sekolah diasumsikan efektif dilakukan dengan model bimbingan kelompok berbasis Islami. Disamping itu pendekatan agama merupakan dasar pijakan yang kokoh dalam membentuk pribadi berkarakter yang sesuai dengan Qur’an dan hadist.Pendekatan Islam diperlukan untuk mengatasi berbagai hal dalam kehidupan siswa diantaranya; (1) menyadari kesalahan dan keburukan yang dilakukan sehingga mau bertaubat kepada Allah SWT; (2) mengenali dan memahami berbagai potensi dan kekuatan yang diberikan oleh Allah SWT sehingga manusia selalu bersyukur dan mengembangkan potensi tersebut; (3) menjadikan diri terus belajar menjadi pribadi yang lebih baik dari perbuatan sebelumnya; (4) memupuk iman dan selalu ikhlas dalam berbuat sehingga segala amal perbuatan menjadi ibadah disisi Allah SWT (Jamaluddin, 2019); (Syofiani dan Isnanda, 2018).

Pelaksanaan model BKp-I dilakukan dengan mengintegrasikan nilai ajaran Islam yaitu Al-Qur’an dan hadist. Hal ini dilaksanakan dengan menanamkan dan mengembangkan kejujuran (niat, tekad, ucapan, menepati janji, perbuatan, agama) dan sifat amanah dengan tuntunan agama sehingga diharapkan akan membuka fitrah kebenaran diri siswa, menyebarkan cahaya di dalam hatinya, memperkuat daya hidup, kesucian dan membuka pintu-pintu kebaikan dalam setiap tingkah lakunya. Disamping hal itu, penguatan karakter kejujuran siswa merupakan tugas siswa yang paling penting, karena siswa sebagai remaja yang sedang mencari dan mengeksplorasi dirinya (Geldard & Geldard, 2011;14).Dengan demikian diperlukan upaya optimal dari guru BK dan sekolah untuk meningkatkan kejujuran diri siswa kedepannya. Salah satunya dengan menerapkan model BKp-I ini untuk meningkatkan kejujuran diri. Buku model BKp-I dan buku panduan BKp-I yang peneliti ciptakan dapat membantu guru BK dalam melaksanakan kegiatan ini di sekolah. Namun model ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kejujuran diri siswa, guru dan sekolah perlu menambah dengan kegiatan lain yang dapat meningkatkan kejujuran tersebut seperti mengadakan kantin kejujuran, daftar hadir kejujuran, pengintegrasian kejujuran ke dalam ekstrakurikuler dll. Kementerian agama sebagai penjamin mutu pendidikan Islam dapat mewujudkan upaya pengembangan dan peningkatan kejujuran siswa pasca Covid-19 ke berbagai sekolah dengan menggunakan model BKp-I ini. Sehingga produk penelitian ini bisa memperbaharui materi-materi pelatihan berbasis nilai moral dan agama dalam menyelenggarakan pelatihan dan supervisi baik bagi guru maupun siswa di sekolah.

Artikel ini ditulis berdasarkan disertasi untuk menyelesaikan Pendidikan pada prodi S3 Ilmu Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Padang dengan tim promotor Prof. Dr. Herman Nirwana, M.Pd., Kons., Prof. Dr. Neviyarni S., M.S., Kons.,dengan tim penguji Prof. Ganefri, Ph.D., Prof. Dra. Yenni Rozimela, M.Ed., Ph.D., Prof. Dr. Ahmad Fauzan, M.Pd., M.Sc., Prof. Indang Dewata, M.Si., C.EIA., Prof. Dr. Mudjiran., M.Pd., Kons., Prof. Dr. Mega Iswari, M.Pd., dan penguji eksternal dari Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang Prof. Dr. H. Syafruddin Nurdin, M.Pd. (***) 

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Terkini