Model Pembelajaran Literasi Informasi Berbasis PjBSL  

Foto Harian Singgalang
×

Model Pembelajaran Literasi Informasi Berbasis PjBSL  

Bagikan opini

Oleh: MarliniMahasiswa Program Doktor Ilmu Pendidikan Sekolah Pascasarjana UNP

 Keterampilan literasi informasi bagi mahasiswa di perguruan tinggi merupakan keunggulan yang dianjurkan di dalam proses pendidikan dan keterampilan hidup (life skill) mereka. Selama ini, kerangka kerja untuk pembelajaran dan penyelidikan belum diajari keterampilan berpikir kritis dan bertindak secara etis, dan cenderung men-copy dan paste materi. Padahal capaian pembelajaran literasi informasi mengajarkan terampil dalam menjangkau informasi, mengevaluasi dan menggunakan secara efektif sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan kualitas kehidupan pribadi, sosial dan kemasyarakatan.

Bahwa keterampilan literasi informasi dimaksudkan sebagai seseorang yang terlatih untuk menggunakan bermacam-macam alat dan juga sumber-sumber informasi utama dalam menyelesaikan tugas dan pemecahan masalah. Literasi informasi berdasarkan perspektif pendidikan menunjukkan sebuah kemampuan mengakses, mengevaluasi, mengorganisasi, dan menggunakan informasi dalam proses belajar, pemecahan masalah, membuat keputusan formal serta informal dalam konten belajar, pekerjaan rumah ataupun dalam pendidikan.  Sebagaimana standar kompetensi literasi informasi Association College and Research Libraries (ACRL) yakni (1) Kemampuan menentukan jenis dan sifat informasi yang dibutuhkan, (2) Kemampuan mengakses kebutuhan informasi secara efektif dan efisien, (3) Kemampuan mengevalusi informasi dan sumber-sumber secara kritis dan menjadikan informasi yang dipilih sebagai dasar pengetahuan, (4) Kemampuan menggunakan dan mengkomunikasikan informasi dengan efektif dan efisien, dan (5) Kemampuan memahami isu ekonomi, hukum, dan sosial dalam penggunaan dan pengaksesan informasi secara etis.Keterampilan literasi informasi dibutuhkan dalam kegiatan proses belajar mengajar di ruang kelas. Penelitian mendapatkan bahwa kurangnya keterampilan literasi informasi mahasiswa di ruang kelas menuntut kebutuhan perbaikan yang mendesak dalam komunitas akademik yang sangat antusias pada penggunaan internet dalam pendidikan. Keterampilan literasi informasi berperan penting pada saat memproses informasi untuk menyelesaikan tugas dengan sukses. Mereka perlu menentukan kebutuhan informasi untuk merumuskan pertanyaan kunci dan mengetahui bagaimana menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi dari banyak sumber termasuk sumber online. Mereka juga perlu menyadari masalah yang berkaitan dengan penggunaan informasi yang etis, seperti hak cipta dan plagiarisme. Dalam kaitannya dengan pembelajaran, keterampilan literasi informasi menjadi bagian penting pula di dalam pembelajaran seumur hidup, berpikir kritis dan bertindak secara etis. bahwa kemampuan literasi informasi memungkinkan individu untuk mempelajari pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan secara mandiri pada setiap tahap kehidupan. Dalam konten sosial kemasyarakatan, keterampilan literasi informasi di tengah pesatnya perubahan media dan teknologi informasi dapat mendorong individu dan masyarakat melek informasi dalam proses pembelajaran sepanjang hayat. Dalam konten dunia kerja, keterampilan tersebut dapat digunakan untuk menciptakan berbagai inovasi yang dibutuhkan bagi dirinya dan perusahaan.

Keterampilan literasi informasi dalam pembelajaran juga dapat menunjang pembentukan berpikir kritis dan bertindak etis. Pada dasarnya, kemampuan berpikir kritis dan bertindak etis menjadi hasil penting dari pendidikan di perguruan tinggi. Model pembelajaran literasi informasi berbasis PjBSL merupakan gabungan pembelajaran berbasis proyek dan pelayanan (service learning), merupakan model  holistik yang bertujuan untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajari dengan konten kehidupan. Dengan adanya model service learning ini, akan terjadi hubungan timbal balik antara mahasiswa dan masyarakat. Bahwa model pembelajaran ini sebagai pendekatan yang menyediakan suatu aplikasi praktis pengembangan pengetahuan dan keterampilan baru untuk kebutuhan di masyarakat melalui proyek dan aktivitas.Menariknya, model service learning membahas beberapa tantangan kerangka literasi informasi yang pada gilirannya kerangka tersebut menyediakan jembatan antara literasi informasi dan pedagogi pembelajaran layanan. Secara khusus, service learning menciptakan realitas kontentual di mana literasi informasi dapat dihidupkan dan dibuat lebih bermakna. Pemaknaan literasi informasi bergantung pada pemahaman konten yang kuat. Konten dan komunitas di mana informasi dibuat, diakses, dan digunakan membentuk makna dan nilai. Service learning menyediakan platform untuk melakukan hal itu, memposisikan mahasiswa dengan kuat sebagai peserta dalam produksi pengetahuan. Lebih-lebih lagi, peran kunci refleksi dalam service learning memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menghubungkan pengalaman mereka dengan cara informasi dibuat, disebarluaskan, dan digunakan dan untuk merefleksikan otoritas dan struktur kekuasaan dalam konten masyarakat. Dengan demikian, informasi dievaluasi tidak hanya dengan menggunakan daftar kriteria objektif, tetapi lebih bermakna melalui pemahaman tentang konten dan komunitas tempat karya itu dibuat dan di mana karya itu akan digunakan. Berbagai penelitian telah mengungkapkan bahwa model pembelajaran berbasis service learning dapat diterapkan dalam mengembangkan kompetensi pembelajaran yang dibutuhkan mahasiswa, baik untuk penguasaan keilmuan ataupun kepribadian diri dan konsep life skill, salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik, serta dapat menunjang dalam pengkontribusian ilmu pengetahuan terhadap kebutuhan masyarakat adalah service learning.

Model PjBSL ini dikembangkan sebagai salah satu solusi alternatif permasalahan pembelajaran yang sering dihadapi mahasiswa yaitu keterampilan penelusuran informasi di tengah begitu banyaknya literatur yang tersedia. Keterampilan yang diharapkan tentu berkaitan dengan menggali dan mengevaluasi informasi untuk membentuk opini dengan informasi yang relevan dan valid. Kemampuan mengevaluasi informasi dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi, sehingga meningkatkan kemampuan berpikir kritis, dan mengembangkan komunikasi secara kreatif (verbal, tulisan, visual, digital) melalui kegiatan menanggapi informasi yang relevan. Dengan demikian, model PjBSL ini membantu dosen dalam hal pengembangan kompetensi dan kualifikasi akademik. Bagi mahasiswa berguna untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi sendiri, mengasah dan melatih keterampilan melayani dalam rangka meningkatkan kepedulian, yang didesain untuk ditanamkan dan dipraktikkan dalam kegiatan pembelajaran.Model pembelajaran PjBSL ini merupakan gabungan dari meramu hal-hal positif model pembelajaran berbasis proyek (PjBL) dan pembelajaran layanan (service learning). Kedua model ini memberikan peran dan fungsi masing-masing dalam pengembangan model PjBSL. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL) berfokus pada pengembangan aktivitas belajar mahasiswa. Pembelajaran layanan (service learning) berfokus pada pembelajaran yaitu peserta didik diarahkan bukan hanya mendalami materi kuliah, melainkan juga menerapkan materi tersebut agar berguna bagi masyarakat sekitar.

Artikel ini ditulis berdasarkan disertasi untuk penyelesaian S-3 pada Program Doktor Program Studi Ilmu Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Padang oleh Marlini, dengan Tim Promotor Prof. Dr. Z. Mawardi Effendi, M. Pd. Co-Promotor, Dr. Darmansyah, M.Pd. Koordinator Program Studi Ilmu Pendidikan Prof. Dr. Ahmad Fauzan, Merangkap pembahas/penguji serta Prof. Dr. Indang Dewata, M.Si. Dr. Ardoni, M.Si. dan Prof. Dr. Anik Ghufron, M.Pd. sebagai pembahas/penguji luar UNP. (***)

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Terkini