Pendidikan Merdeka Belajar dalam Kesiapsiagaan Bela Negara terhadap Era Revolusi Industri 4.0

Foto Harian Singgalang
×

Pendidikan Merdeka Belajar dalam Kesiapsiagaan Bela Negara terhadap Era Revolusi Industri 4.0

Bagikan opini

Oleh Mega Kurniawati, S.Pd., M.PdDosen FKIP Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Palangka Raya

Era  revolusi industri  4.0 memiliki  tantangan  sekaligus  peluang  bagi  lembaga  pendidikan. Salah satu hal penting untuk  memajukan  dan  mengembangkan lembaga pendidikan harus memiliki daya inovasi yang dapat berkolaborasi.  Jika  tidak  mampu berinovasi  dan  berkolaborasi,  maka  akan tertinggal  jauh  ke  belakang.  Namun  jika sebaliknya, lembaga pendidikan akan mampu menciptakan  Sumber  Daya  Manusia  (SDM) yang dapat memajukan, mengembangkan, dan mewujudkan  cita-  cita  bangsa  yaitu membelajarkan  manusia.  Lembaga pendidikan  harus  mampu  menyeimbangkan sistem  pendidikan  dengan  perkembangan zaman.Di  era Revolusi  Industri 4.0,  sistem pendidikan  diharapkan  dapat  mewujudkan perserta  didik  memiliki  keterampilan  yang mampu  berfikir  kritis  dan  memecahkan masalah, kreatif dan inovatif serta keterampilan komunikasi dan kolaborasi. Juga keterampilan mencari,  mengelola  dan  menyampaikan informasi  serta  trampil  menggunakan informasi  dan  teknologi  sangat  dibutuhkan. Konsep  Pendidikan  Merdeka  Belajar  merupakan  respons  terhadap  kebutuhan sistem  pendidikan pada era  revolusi industri 4.0. Dalam  sistem pendidikan  nasional  pendidik  ditugasi  untuk membentuk masa depan bangsa namun terlalu diberikan  aturan  dibandingkan  pertolongan. pendidik  ingin  membantu  peserta didik  untuk mengejarkan  ketertinggalan  di  kelas,  tetapi waktu  habis  untuk mengejarkan administrasi tanpa  manfaat  yang  jelas.  Pendidik  mengetahui potensi  peserta didik  tidak  dapat diukur  dari  hasil ujian,  namun pendidik dikerjar  oleh angka yang didesak oleh berbagai pemangku kepentingan. Pendidik  ingin  mengajak  peserta didik  ke  luar  kelas untuk  belajar  dari  dunia  sekitanya,  tetapi kurikulum  yang  begitu  pada  menutup petualangan.  Pendidik  sangat  frustasi  bahwa  di dunia nyata bahwa kemampuan berkarya dan berkolaborasi  menentukan  kesuksesan  anak, bukan  kemampuan  menghafal.

Penataan  ulang sistem  pendidikan  dalam  rangka menyongsong  perubahan  dan  kemajuan bangsa  yang  dapat  menyesuaikan  dengan perubahan  zaman.  Dengan  cara, mengembalikan hakikat dari pendidikan yang sebenarnya  yaitu  pendidikan  untuk memanusiakan manusia atau pendidikan yang membebaskan.  Dalam  konsep  merdeka belajar,  antara  pendidik  dan  peserta didik  merupakan subyek di dalam sistem pembelajaran. Artinya pendidik bukan dijadikan sumber kebenaran oleh peserta didik,  namun  pendidik  dan  peserta didik  berkolaborasi penggerak  dan  mencari kebenaran.  Artinya posisi  pendidik  di  ruang  kelas  bukan  untuk menanam  atau  menyeragamkan  kebenaran menurut  pendidik,  namun  menggali  kebenaran, daya nalar dan kritisnya peserta didik melihat dunia dan  fenomena. Satu  kepastian  dalam  era Revolusi Industri  4.0  kebutuhan utama yang ingin  dicapai  dalam  sistem  pendidikan  atau lebih  khusus  dalam  metode  pembelajaran pada peserta  didik  yaitu penguasaan terhadap literasi baru.  Literasi baru  tersebut yaitu. Pertama, literasi data.  Literasi  ini  merupakan  kemampuan untuk  membaca,  menganalisis  dan menggunakan  informasi  (big  data)  di  dunia digital. Kedua,  literasi teknologi. Literasi ini memahami  cara  kerja  mesin,  aplikasi teknologi  (Coding  Artificial  Intelligence & Engineering  Principles).  Terakhir,  literasi manusia.  Literasi  berupa  penguatan humanities, komunikasi, dan desain. Berbagai aktivitas literasi tersebut dapat dilakukan oleh peserta didik dan pendidik. Dan sistem dan atau metode pembelajaran  pada  pendidikan  merdeka belajar  mempunyai  target  yang  sama.  Jika perserta  didik  dapat  mengusai literasi  baru  ini, maka akan  menjadi  sumber daya  manusia  yang  berkualitas  dan  unggul dalam  membangun  masa  depan  Indonesia. Namun selain literasi baru, sistem pendidikan di era Revolusi Industri  4.0 tetap melakukan pembangunan  karakter,  seperti  kejujuran, religius,  kerja  keras/tekun,  tanggung  jawab, adil, disiplin, toleran, dan lain-lain.Di Indonesia sendiri pembelajaran daring atau jarak jauh diatur melalui Surat Edaran Kemdikbud No 4 Tahun 2020   mengenai   Pelaksanaan Pendidikan   Dalam   Masa   Darurat Coronavirus   Disease   (Covid-19).

Dalam   surat  edaran   ini,  pemerintah mengeluarkan   kebijakan   terkait pembelajaran daring.

  1. Pembelajaran daring atau  jauh untuk   memberi   pengalaman belajar   yang   bermakna,   tanpa terbebani  dengan  tuntutan menuntaskan   seluruh  tujuan kurikulum   untuk   kenaikan kelas maupun kelulusan.

  1. Difokuskan pada Pendidikan kecakapan   hidup,   antara   lain mengenai pandemi Covid-19.
  2. Aktivitas dan tugas pembelajaran   dapat   bervariasi antar   siswa,   sesuai  minat   dan kondisi   masing-masing, termasuk   mempertimbangkan kesenjangan   akses/fasilitas belajar di rumah.

Keunggulan lain dari penerapan Kurikulum Merdeka ini adalah lebih relevan dan interaktif di mana pembelajaran melalui kegiatan projek akan memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual, misalnya isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila.  Oleh  sebab  itu,  dalam rencana  pelaksanaan  kegiatan  belajar  harus mampu  melewati  tantangan  dan memanfaatkan  peluang  pendidikan  di  era Revolusi  Industri  4.0.  Dan  pendidik  menjadi kunci  keberhasilan  sistem  pendidikan merdeka  belajar,  oleh sebab  itu  harus dapat beradaptasi  dengan  sistem  pendidikan  yang baru  agar  memiliki  kompetensi  dan keterampilan.  Penguatan  literasi  baru  pada pendidik sebagai  kunci  perubahan,  termasuk revitalisasi  kurikulum  berbasis  literasi  dan penguatan  peran  pendidik  yang  memiliki kompetensi  digital. Melalui perubahan kebijakan kurikulum berharap generasi muda di Indonesia dapat menjawab tantangan dan problematika di masyarakat global. (***) 

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Terkini