Model Flipped-Product Based Learning Sebagai Solusi Pembelajaran Online di Masa Pandemi  

Foto Harian Singgalang
×

Model Flipped-Product Based Learning Sebagai Solusi Pembelajaran Online di Masa Pandemi  

Bagikan opini

 Oleh: Dr. Dedek Indra Gunawan Hts, M.Kom/ Alumni S3 Pendidikan dan Teknologi Kejuruan, UNPMunculnya wabah Covid-19 diseluruh dunia khususnya Indonesia merupakan tantangan bagi dunia pendidikan vokasi di era revolusi 4.0. Wabah tersebut telah melumpuhkan berbagai sektor termasuk dunia Pendidikan. Berkembangnya covid-19 di Indonesia menyebabkan pembelajaran dilakukan secara online diseluruh daerah yang ada di Indonesia. Pendidikan vokasi harus mampu menghadirkan solusi agar dapat melanjutkan proses belajar-mengajar. E-learningmerupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran jarak jauh. Selain e-learning, bahan ajar harus terus diperbaharui seperti penggunaan video untuk penyampaian materi pembelajaran. Penggunaan video pembelajaran sangat menguntungkan pada masa pandemi saat ini diantaranya adalah 1). Dapat menumbuhkan semangat belajar. 2). Membantu dosen menyampaikan materi pembelajaran jarak jauh. 3). Dapat dimanfaatkan secara tatap muka maupun daring.

Pembelajaran jarak jauh (Distance Learning) menggunakan e-learning menuntut mahasiswa untuk belajar secara mandiri tanpa harus tatap muka dan dilakukan dengan jarak jauh tanpa batas jarak dan waktu. Akan tetapi, ada beberapa dampak yang dihadapi mahasiswa seperti tidak adanya diskusi, server sering down saat mahasiswa mengirim tugas dan mahasiswa kurang memahami mata kuliah non praktek serta mahasiswa sering jenuh yang menyebabkan motivasi belajar menurun. Sedangkan dampak terhadap dosen seperti lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan ajar, memudahkan dosen dalam mengontrol kegiatan belajar mahasiswa, mengecek dan memeriksa jawaban mahasiswa dan memberi tahukan hasilnya kepada mahasiswa.Pembelajaran dengan metode konvensional seperti mendengarkan ceramah, diskusi tatap muka, presentasi, text book dan paper test di kelas sudah tidak relevan jika dikaitkan dengan abad XXI dan pada masa wabah Covid-19. Perlahan metode pembelajaran konvensional mulai tergantikan dengan metode pembelajaran online. Dalam pembelajaran online mahasiswa dapat belajar secara mandiri mengikuti instruksi secara online, disediakan tutorial online, forum diskusi, ebook, chating dan online test.  Metode pembelajaran konvensional cenderung membuat peserta didik menjadi pasif dan akhirnya membuat kegiatan belajar-mengajar menjadi tidak menyenangkan dan membosankan.

Web programming atau pemrograman web merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus diambil mahasiswa semester III pada program studi sistem informasi. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah javascript dan PHP. Jam pelajaran mata kuliah tersebut adalah 3 SKS dimana terdiri dari 2 SKS atau 2 x 45 menit untuk teori sedangkan 1 SKS atau 1 x 135 menit untuk praktek. Permasalahannya adalah mata kuliah web programming membutuhkan banyak waktu untuk membuat program dan materi yang luas sehingga 3 SKS tidak cukup untuk menghasilkan learning outcomes yang maksimal.Salah satu model pembelajaran inovatif terbaru berbasis video pembelajaran dan diyakini dapat menjadi solusi untuk masalah ini adalah flipped learning. Model pembelajaran ini akan menuntun peserta didik untuk belajar secara mandiri melalui video pembelajaran sebelum datang ke kelas, sedangkan kegiatan di kelas lebih difokuskan pada aktivitas diskusi.

Flipped learning atau disebut dengan kelas terbalik merupakan model pembelajaran yang mengintegrasikan metode pengajaran berbasis teknologi. Flipped learning memberikan kesempatan bagi para mahasiswa untuk belajar secara mandiri baik di dalam kelas maupun luar kelas. Flipped learning termasuk ke dalam model blended learning memiliki kelebihan antara lain mahasiswa dapat melakukan diskusi kapan saja, semua mahasiswa dapat berpartisipasi sesuai dengan waktu dan tempat yang diinginkan, memiliki banyak waktu untuk berdiskusi dan berargumentasi. Alasan dipilihnya model flipped learning karena adanya kendala yang dihadapi pada proses pembelajaran konvensional, ketika diberikan tugas, mahasiswa membutuhkan sumber informasi lain. Dengan flipped learning, mahasiswa dapat mengakses materi pembelajaran kapan saja melalui e-learning.Pembelajaran berbasis produk (Product Based Learning) didefinisikan sebagai prosedur atau langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh pendidik untuk memfasilitasi peserta didik untuk aktif belajar, berpartisipasi dan berinteraksi, dengan kompetensi - orientasi untuk menghasilkan suatu produk baik barang atau jasa yang dibutuhkan. Pembelajaran berbasis produk merupakan pembelajaran yang memberikan kesempatan peserta didik untuk dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan keterampilan serta bekerja sama.

Pengembangan model Flipped Product Based Learning merupakan upaya untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa sehingga menghasilkan productberupa aplikasi berbasis web serta melatih mahasiswa untuk mampu berwirausaha. Dengan adanya model tersebut mahasiswa dapat belajar secara online melalui video conference, forum, chat, dan e-learningyang berisi materi berupa video, audio, teks. Pembelajaran pada mata kuliah web programming menuntuk mahasiswa untuk belajar membuat program yang dikemas melalui projek-projek untuk menghasilkan produk yang siap dipasarkan. Permasalahan yang ada pada mata kuliah web programming adalah kurang optimalnya pembelajaran pada bidang pemrograman, memerlukan alokasi waktu yang banyak.Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan adanya perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran, salah satunya dengan pengembangan model pembelajaran yang penggunaan teknologi untuk menghasilkan sebuah produk yang dapat dipasarkan oleh mahasiswa menggunakan digital marketing. Tujuan dari pembelajaran bukan hanya menghasilkan lulusan yang siap bekerja tetapi juga siap untuk menjadi entrepreneur. Oleh karenanya dosen harus mampu membuat inovasi pembelajaran yang dapat mengatasi pembelajaran menjadi mudah khususnya pada mata kuliah web programming.Model pembelajaran flipped-product based learning didesain agar mahasiswa terus dapat belajar dimana dan kapan saja secara online.

Produk model yang dikembangkan dilakukanya validasi, yang meliputi: (1) buku model, (2) modul ajar, (3) panduan dosen, dan (4) panduan mahasiswa. Uji validitas menggunakan teknik evaluasi produk yang dikemukakan oleh Tessmer (1993), yaitu expert review dan focus group discussion. Produk yang dikembangkan membutuhkan uji kelayakan sebelum dilakukan penelitian. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan layak untuk digunakan. Uji validitas dilakukan bertujuan untuk mengurangi kesalahan pembuatan instrument. Pengujian produk dibagi menjadi dua yaitu validitas isi dan validitas konstruk. Validitas isi dilakukan dengan melibatkan 5 orang validator yang kemudian dihitung menggunakan Aiken’s V.Berdasarkan penilaian yang diberikan oleh pakar dinyatakan produk yang telah dihasilkan telah dinyatakan valid dan layak diuji cobakan dengan beberapa perbaikan. Hasil uji validitas terhadap buku model pada instrumen validasi dari validator adalah:  1) rasionalisasi model, 2) landasan teori, 3) karakteristik model, 4) syntax, 5) sistem sosial, 6) prinsip reaksi, 7) sistem pendukung, 8) dampak instruksional dan dampak pengiring, total keseluruhan indikator memiliki skor rata-rata sebesar 0,80 dengan kategori valid. Disimpulkan bahwa buku model yang telah dikembangkan dinyatakan valid dari keseluruhan aspek penilaian.

Pada uji praktikalitas diukur melalui keterpakaian model flipped-product based learning pada mata kuliah web programming, pengujian dilakukan dengan dosen dan mahasiswa. Untuk praktikalitas dosen meliputi kepraktisan buku model pembelajaran, kepraktisan modul ajar dan kepraktisan panduan dosen, memiliki nilai rata-rata 86,23 dengan kategori Praktis. Sedangkan penilaian praktikalitas mahasiswa yang memuat kepraktisan model pembelajaran, kepraktisan modul ajar dan kepraktisan panduan mahasiswa, memiliki nilai rata-rata 84,76 dengan kategori Praktis. Disimpulkan penilaian praktikalitas dosen dan mahasiswa dinyatakan bahwa keseluruhan produk yang dihasilkan memiliki nilai praktis.Pengujian efektivitas model flipped-product based learning dilakukan dengan 5 aspek yaitu ketuntasan belajar, peningkatan hasil belajar, uji prasyarat hipotesis, psikomotorik dan afektif. Ada 2 yang dinilai pada aspek ketuntasan belajar yaitu ketuntasan individu dan ketuntasan klasikal. Berdasarkan ketuntasan individu, mahasiswa dinyatakan tuntas apabila mendapatkan nilai > 70. Berdasarkan nilai yang didapatkan seluruh mahasiswa pada kelas eksperimen dinyatakan tuntas sedangkan pada kelas kontrol terdapat 3 orang mahasiswa dinyatakan tidak tuntas. Ketuntasan klasikal atau pembelajar dinyatakan tuntas berdasarkan kelas jika 85% mahasiswa yang mengikuti mata kuliah dinyatakan tuntas. Berdasarkan hasil yang diperoleh baik pada kelas eksperimen maupun kontrol dinyatakan tuntas. Total nilai kelas eksperimen 100% sedangkan kelas kontrol 91.

Implikasi dari penelitian ini adalah 1). Hasil penelitian pengembangan model flipped-product based learning menghasilkan model pembelajaran online secara synchronous dan asynchronous dengan sistem pendukung berupa buku model flipped-proudct based learning, modul ajar, buku panduan dosen, buku panduan mahasiswa yang valid, praktis dan efektif. Secara umum model flipped-product based learning ini memungkinkan mahasiswa dapat belajar secara fleksibel, dimana saja, dan kapan saja, adanya interaksi, umpan balik. Model yang dikembangkan juga dikemas secara efektif dan dapat menjadi indikator untuk menumbuhkembangkan jiwa entrepreneurship bagi mahasiswa karena adanya unsur digital marketing. Model flipped-product based learning ini dapat memperkuat aspek ketuntasan belajar, peningkatan hasil belajar, afektif, dan psikomotor. 2).Model ini relevan untuk menjalankan pembelajaran abad 21 yang memuat keterampilan berpikir kritis, kreatif, komunikasi dan kolaborasi serta menumbuhkan minat entrepreneur.3).Perlu dilakukan kerjasama antara dosen yang mengampuh mata kuliah web programming dangan mata kuliah lainnya, agar semua mata kuliah yang serumpun dapat menggunakan model flipped-product based learning dalam kegiatan pembelajaran. 

 Artikel ini ditulis oleh Dr. Dedek Indra Gunawan Hts, M.Kom, berdasarkan disertasi untuk penyelesaian Program Doktor (S-3) pada Program Doktor Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang dengan Promotor Prof. Ganefri, Ph.D, dan Co-Promotor Prof. Dr. Usmeldi, M.Pd yang telah lulus pada Ujian Tertutup Disertasi, tanggal 6 Juli 2022

Tag:
Bagikan

Opini lainnya
Terkini