PADANG PARIAMAN - Rachmawati, pemilik Pertashop di Aur Malintang, Padang Pariaman tidak pernah menyangka bakal menjadi pengusaha bahan bakar minyak (BBM) Pertamina.Sebelumnya, dia adalah pengusaha di bidang peralatan dan bahan-bahan pertanian.
Sampai suatu hari, seseorang berniat menyewa lahannya dan menyebut tentang Pertashop.Rachmawati pun penasaran dengan info sekilas yang dia dengar.
Akhirnya dia mencari lebih jauh di internet dan menemukan info lengkap cara menjadi pemilik Pertashop.Berbekal nama badan usahanya CV Amal Sejati, dia mendaftarkan diri sebagai pengusaha Pertashop.
"Tidak sulit. Cukup mudah, karena persyaratan saya lengkap," kisahnya.Waktu itu, dia mendaftar pada bulan Ramadan. Selepas Idul Fitri disurvei Tim Pertamina. Tak lama, Pertashop miliknya pun siap operasional.
"Sekarang sudah setahun Pertashop saya beroperasi," kata perempuan yang juga seorang guru tersebut.Setiap bulan tak kurang dari 30 kiloliter Pertamax yang dijualnya di sana. Jumlah itu merupakan margin yang ditetapkan untuk Pertashop kategori gold miliknya.
Makanya, dia pun me-manage penjualan dengan baik, sehingga tak dikenakan sanksi bila tak sesuai standar yang ditetapkan.Kehadiran Pertashop miliknya di daerah itu diakuinya membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan bahan bakar.Paling terasa bila di sana, ada kegiatan, seperti buru babi, pesta anak nagari, dan lainnya.Biasanya mereka harus menempuh jarak 10 km lebih ke SPBU di Jalan Lintas Padang- Lubuk Basung atau ke Lubuk Basung.
"Mungkin karena jaraknya yang jauh dari SPBU, sehingga Pertashop saya langsung diterima proposal pengajuannya," tuturnya pula.Kini, dia berharap, ditengah gencarnya promosi Pertamina untuk terus menambah outlet Pertashop, dia berharap BUMN ini tetap konsisten dengan ketentuan jarak tersebut, sehingga usaha Pertashop miliknya tak terdampak. (Yuni)
Editor : Eriandi
