[caption id="attachment_66050" align="alignnone" width="559"]
Rektor UNP Ganefri, Rektor Unand Tafdil Husni, Rektor ISI Padangpanjang Novesar Jamarun dan Ketua Ketua Panitia Lokal 17 SBMPTN 2018 Dachriyanus pada Jumpa Pers Panlok 17 SBMPTN 2018, Rabu (4/4) di Ruang Sidang Auditorium Unand. (*)[/caption]PADANG - Perdaftaran online Ujian Tulis Berbasis Cetak (UTBC) dan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) bagi peserta Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi (SBMPTN) 2018 dimulai hari ini. Peminat perguruan tinggi negeri pun tak usah khawatir, karena tiga kampus besar di Sumbar (Unand, UNP dan ISI Padangpanjang) memiliki daya tampung yang cukup banyak tahun ini, totalnya hampir 15 ribu orang.
Dengan masing-masing daya tampung, yakni Unand (5.411 orang), UNP (8001 orang) dan ISI Padangpanjang (1.100 orang), tiga kampus ini pun masih menyediakan ruang untuk calon peserta SBMPTN yang ingin mengikuti program beasiswa Bidikmisi yang diperuntukan bagi siswa berprestasi dari keluarga kurang mampu. Namun, pada tahun ini kuotanya tidak banyak dan berkurang dibanding tahun lalu."Untuk Unand, kuota beasiswa Bidikmisi tahun ini berjumlah 760 mahasiswa. Angka ini turun dari sebelumnya, yakni pada tahun lalu kuotanya mencapai 1.100 mahasiwa," kata Rektor Unand, Tafdil Husni pada Jumpa Pers Panlok 17 SBMPTN 2018, Rabu (4/4) di Ruang Sidang Auditorium Unand.
Hal yang sama juga dikatakan Rektor UNP, Ganefri pada kesempatan itu. Ia mengatakan bahwa tahun lalu Sumbar menjadi pengusul terbanyak untuk program Bidikmisi, yang jumlahnya mencapai 10 ribu orang."Keadaan ini menyentuh nurani kita. Soalnya banyak yang layak mendapatkan beasiswa dan mencukupi segala persyaratan, tapi tidak bisa diterima karena kuota untuk program ini tidak banyak," kata Ganefri.Pada penerimaan mahasiswa pada program Bidikmisi ini di UNP, Ganefri menyebutkan bahwa ada sebanyak 3 ribu orang yang lolos seleksi, namun dari jumlah itu hanya 1.160 orang yang bisa masuk menjadi mahasiswa. Dari 3 ribu pendaftar yang lolos seleksi itu pun, sebanyak 1.700 orang berasal dari keluarga miskin. (wahyu)
Editor : Eriandi
