Derita Ribuan Petani Korban Erupsi Marapi Sudah Dilaporkan, Jakarta Masih Diam

×

Derita Ribuan Petani Korban Erupsi Marapi Sudah Dilaporkan, Jakarta Masih Diam

Bagikan berita
Foto Derita Ribuan Petani Korban Erupsi Marapi Sudah Dilaporkan, Jakarta Masih Diam
Foto Derita Ribuan Petani Korban Erupsi Marapi Sudah Dilaporkan, Jakarta Masih Diam

PADANG - Hampir 8000 haktere lahan pertanian hortikultura dan padi di Tanah Datar, Agam dan Padang Panjang, terkena dampak erupsi Marapi. Sebagian besar tanaman puso.Terparah tentu saja di Tanah Datar. Gubernur Sumbar sudah melaporkan kodisi terkini kepada Menteri Pertanian. Sejauh itu, belum ada tanggapan dari kementerian.

Padahal laporan sudah dibuat 13 Maret lalu. Dalam surat dan bundel yang sama dilaporkan juga derita rakyat akibat dihantan banjir yang luas di Sumbar.Menurut Gubernur, sebagaimana disampaikan Kepala Biro Adpim Pemprov, Mursalim, di Padang Rabu (3/4), pemerintah terus berkomunikasi dengan Jakarta. Kerugian petani yang kian hari terus bertambah

Dilaporkan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar dan Kota Padang Panjang, terjadi kegagalan panen tanaman pangan dan hortikultura akibat semburan abu vulkanik dan lahar dingin yang menyebabkan kerusakan tanaman, kerusakan lahan dan kerusakan infrastruktur irigasiTiga kecamatan di Agam, yaitu Canduang, Sungai Puar dan Kecamatan Baso, semua 134 kelompok tadi tempat bernaung 22.266 petani. Mereka berada di 8 nagari dengan luas lahan 294 ha. Kerugian Rp1,2 miliar.

Kemudian Kecamatan Sungai Pua, lahan terdampak 234 ha dengan kerugian Rp800 juta. Berikut Kecamatan Baso 30 ha dengan kerugian Rp40 juta. Total lahan yang terkena di Agam 461 ha.Di Padang Panjang petani terdampak 2000 jiwa dengan 55 ha lahan.

Baca juga:

Paling parah Tanah Datar dengan lebih 2000 ha dan lebih 7.000 KK atau sekitar 40 ribu jiwa. Total kerugian petani Rp50 miliar, lebih dari Rp40 miliar dialami rakyat Tanah Datar.Mursalim menyebut, ke depan perlu penguatan kelembagaan ekonomi petani. “Petani harus punya Badan Usaha Milik Petani ( BUMP) berdasarkan kawasan yang telah ditetapkn melalui SK Gub No : 525-757-2021 tentang Penetapan Kawasan Tan Perkebunan Tan Pangan dan Tan Hortikultura. Apabila sudah menanam berdsrkn kawasan maka tidak akan terjadi panen serentak/panen raya yang mnyebabkn harga turun, “ katanya.

Jika terjadi panen raya, tambah Mursalim, maka ada BUMP yang akan mnyerap panen petani.“Selain itu petani akan diarahkan menuju pertanian organik, artinya aktivitas bertani yang sehat bagi petani sebagai pelaku, kata dia.

“Selain itu produk pertanian organik akan diterima pasar internasional/ekspor.”Ia melihat perlu segera dikembangkn teknologi sederhana spesifik lokasi dalam melakukan budidaya & pengendalian hama penyakit yang berkelanjutan yang mudah diimplementasikan petani bekerjasama dengan lembaga penelitian & perguruan tinggi.

Bagi petani korban erupsi, menurut dia mesti ada bea siswa.“Jika anak petani sawit disediakan beasiswa melalui dana SDM Petani Kelapa Sawit dari Badan Pengelolaan Dana Petani Kelapa Sawit pusat, maka untuk anak petani pangan & hortikuktura dapat difasilitasi melalui dana CSR & APBD provinsi."

Tampaknya semua akan masih panjang, sementara erupsi terus terjadi. Pemerintah pusat belum memberi respon atas musibah ini. (01)

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini