Harga Pangan Melejit, Pedagang Warung Makan Menjerit

×

Harga Pangan Melejit, Pedagang Warung Makan Menjerit

Bagikan berita
Foto Harga Pangan Melejit, Pedagang Warung Makan Menjerit
Foto Harga Pangan Melejit, Pedagang Warung Makan Menjerit

JAKARTA - Belakangan harga pangan di pasaran mengalami lonjakan. Kenaikan paling tinggi terjadi pada harga jual beras, cabai, hingga bawang yang menjadi komponen baku utama masakan.Kenaikan biaya pangan berdampak pada para pedagang warung makan. Mereka enggan meninggikan biaya jual dengan alasan mempertahankan konsumen agar tak lari.

Salah pribadi Pedagang Warteg, Mama Kiki (37), dalam wilayah Lubang Buaya, Jakarta Timur mengungkapkan kenaiakan nilai beras sangat memberatkan. alasannya harus mengorbankan keuntungan ketimbang harus meninggal tarif dagangan."Tidak naikin tapi harus pintar baginya. Iya ada keuntungan jadi terpangkas," ujar Kiki pada waktu ditemui, Senin (19/2/2024).

Kiki mengaku dampak kenaikan material pangan membuatnya tak bisa saja menabung. Adapun keuntungan belaka cukup untuk tombok kenaikan harga jual pangan."Naiknya berasa banget, beras yang tadinya Rp550 ribu per karung sekarang sampai Rp700 ribu lebih. Tadinya ada Rp250 ribu buat nabung jadi buat belanja. Cabai juga ikut sedang naik," ujarnya.

Dia berharap presiden terpilih berikutnya dapat tambahan fokus menjaga stabilitas tarif komponen pangan yang dampaknya dirasakan secara langsung rakyat paling bawah. "Harapannya sembako ekonomis bukan usah makan gratis, kalau rejeki banyak insyaAllah makan juga ke beli," lanjutnya.Pedagang warung makan Padang, Buyung (46) juga merasakan dampak kenaikan pangan ini, khususnya beras lalu cabai di pasar. Mengingat, warung Padang sendiri cukup banyak menggunakan cabai sebagai bumbu masakan.

"Kerasa berat beras, cabai masih mahal, beras seliter Rp15 ribu, cabai sanggup Rp60 ribu perkilo. Ya kita bertahan saja, tidaklah naik tak menghurangi porsi juga, supaya pengunjung tidaklah lari saja," lanjutnya.Akhirnya, hal yang disebutkan dikatakan Buyung berdampak hasil penjualan keuntungan yang didapatkan . Karena harus belanja substansi pangan dipasar dengan tarif yang digunakan tidak ada lagi murah. "Harapan saya harga jual stabil sekadar ke depannya, oleh sebab itu keuntungan ini sudah ada di tempat pres," tutupnya.

Editor : Eriandi
Tag:
Bagikan

Berita Terkait
Terkini